18 March 2008

Surat Aremania Kepada MeNegPoRa

AremaniaAgenda revolusi dan reformasi PSSI tampaknya masih akan menjadi tajuk utama bagi media dan suporter. Raparnas pengurus pusat dan daerah PSSI di Denpasar akhir pekan ini pun tinggal menyisakan rasa skeptis dan tanda tanya dikarenakan sifat tertutupnya rapat tersebut untuk konsumsi publik & pers. Rencana apa lagi yang akan dilakukan oleh PSSI (untuk mempertahankan ketua umum mereka, Nurdin Halid?)

Setelah pada 6 Februari lalu FIFA mengultimatum PSSI dengan mengeluarkan surat resmi dan mengganti nama Ketua Umum PSSI Nurdin Halid dengan kata TBD (to be determined), kali ini giliran AFC mengambil sikap yang tak kalah tegasnya.

Dalam salinan surat AFC ke PSSI tertanggal 6 Maret 2008 yang beredar di kalangan wartawan, otoritas sepak bola Asia tersebut meminta PSSI mematuhi perintah FIFA. Desakan AFC itu mencuat karena PSSI terkesan mengulur-ulur waktu dalam menyelesaikan revisi pedoman dasar.

Menegpora Adhyaksa Dault yang sudah lama jengah dengan polah tingkah PSSI dan selama ini tidak bisa melakukan intervensi lebih jauh kepada PSSI lantaran terbentur aturan FIFA, mendapat angin segar menunggu persetujuan dari AFC pada pertemuan di Kuala Lumpur 26 Maret mendatang.

Menegpora mengatakan, jika dalam pertemuan itu nantinya AFC memberikan kewenangan kepada Pemerintah RI khususnya Kementrian Pemuda dan Olah Raga untuk intervensi menyelesaikan masalah PSSI, dirinya akan segara intervensi ke dalam tubuh PSSI. “Ya kalau sudah masuk, ya saya minta diganti,” jelas Adhyaksa kepada Okezone.

Memprihatinkan dan Mengecewakan

Seperti dilaporkan harian Jawapos, Raparnas PSSI di Bali yang berlangsung mulai kemarin menyisakan keprihatinan dan kekecewaan mendalam bagi segenap insan sepakbola nasional yang mendengungkan reformasi & revolusi PSSI.

Pada hari pertama raparnas kemarin, semua perwakilan pengda yang hadir melempem. Tak ada suara lantang yang mereka teriakkan menuntut keseriusan PSSI untuk segera menyelesaikan revisi pedoman dasar dan melakukan pemilihan ulang.

Ironisnya, begitu keluar dari ruang sidang, justru banyak perwakilan pengda yang berbicara soal uang saku. “Intinya, acara itu lebih baik dipercepat, biar uang saku kita cepat keluar,” ujar salah seorang perwakilan Pengda.

“Biar panjang juga tidak apa-apa. Dengan semakin panjang waktunya, uang saku kami bisa semakin banyak,” ungkap perwakilan pengda lainnya yang lantas disambut tawa gembira rekan-rekannya.

Sikap yang juga tidak kalah ironis ditunjukkan Pengda PSSI Jatim. Pengda Jatim yang diharapkan menjadi lokomotif penggerak perubahan malah memilih bersikap absurd. Bahkan, perwakilan pengda yang hadir di raparnas lebih menyalahkan komunikasi internasional wakil PSSI di AFC (konfederasi sepak bola Asia) maupun FIFA (federasi sepak bola internasional).

“Posisi kami masih hitam. Saya tidak bisa bicara banyak. Pun demikian dengan soal munaslub. Tidak ada pembicaraan itu,” kata Haruna Soemitro, ketua Pengda Jatim.

Sikap melempem juga ditunjukkan Pengda Bali. Mereka yang sebelumnya berapi-api menuntut munaslub kemarin tak banyak berbicara. “Malam ini (tadi malam, Red) kami sepakat bahwa semua komentar melalui Mafirion (juru bicara PSSI, Red),” ujar I Made Sumer, ketua Pengda Bali.

Sementara itu pada kesempatan hari Sabtu kemarin (15/3) perwakilan Aremania berharap bisa menemui Meengpora Adhyaksa Dault di kampis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) namun gagal dan digantikan oleh staf ahli menteri Hari Istiono. Menurut Hari Istiono, Menegpora sangat menunggu reaksi suporter seperti Aremania yang sangat vokal menyerukan reformasi & revolusi PSSI.

Karena gagal bertemu langsung dengan Menegpora Adhyaksa Dault, perwakilan Aremania menitipkan oleh-oleh untuk pak menteri dalam wujud sebuah surat pernyataan sebagai berikut, dikutip dari RCB FM:

Komunitas Suporter Aremania

Nomor :-
Lampiran : 3 Lembar
Perihal : Permohonan Dukungan Moril dan Materiil

Kepada
Yth. Bapak Menteri Negara Pemuda dan Olahraga ( Menegpora )

Salam Satu Jiwa Arema
Sehubungan dengan menurunnya kinerja PSSI dibawah kepemimpinan Nurdin Halid, baik dalam organisasi maupun putaran kompetisi dan prestasi tim nasional Indonesia yang antara lain ditandai dengan :

1. Tidak konsistennya keputusan PSSI/BLI dalam mengelola kompetisi perihal aturan promosi-degradasi

2. Sebagian besar wasit tidak mampu memimpin pertandingan diatas prinsip fair play karena keterbatasan kemampuan dan degradasi moral

3. Tidak adanya standar yang jelas tentang pemain asing baik kualitas teknik maupun mental dan,

4. Status Ketua Umum Nurdin halid sebagai terpidana telah mendapatkan peringatan keras dari FIFA sebagai organisasi tertinggi sepak bola internasional

Akibat dari hal-hal tersebut diatas yang telah mengantarkan sepakbola Indonesia pada kondisi yang memprihatinkan antara lain :
1. Terjadi kerusuhan suporter
2. Pemukulan pemain terhadap wasit dan perkelahian antar pemain
3. Prestasi tim nasional Indonesia yang semakin terdegradasi.

Maka sebagai tanggung jawab moral insan bola Indonesia, Aremania sebagai salah satu suporter mengusulkan agar segera dilakukan REFORMASI PSSI sebagaimana agenda reformasi dalam proposal.

Demikian usulan ini kami sampaikan untuk mendapatkan dukungan baik moril mapun meteriil demi perbaikan prestasi sepak bola Indonesia diwaktu akan datang.

Malang, 15 Maret 2008

ttd,
Komunitas Suporter Aremania

No comments:

Post a Comment