23 March 2008

Trend Kontrak Pemain Hanya Setahun

Pemain Arema musim 2007Tidak sedikit di antara nawak-nawak Aremania menanyakan kenapa pemain-pemain baru Arema hanya diikat kontrak selama satu tahun atau satu musim kompetisi? Bukankah dengan materi young-guns, kontrak dengan durasi minimal 2-3 tahun akan menjadikan pemain muda potensial tersebut sebagai aset Arema di masa depan?
Berikut analisa singkatnya dari Ongisnade.

Tukang Komentar dalam salah satu komentarnya di Ongisnade terkait artikel pemain-pemain muda Arema:

saran saya sih kalo sudah beli pemain muda ya kontraknya yang lama, jangan cuma setahun.. bisa-bisa kalo cuma setahun arema hanya mengolah bibitnya saja. yang menikmati hasilnya..bisa2 klub lain. keenakan mereka

pengurus bisa mencontoh Arsenal, yang terkenal dengan kekuatan young gunsnya. awalnya penampilan arsenal sih biasa saja (me refer ke 2 musim lalu), tapi coba lihat sekarang, dengan materi pemain yang sama progress penampilannya meningkat drastis. karena mereka sudah biasa bermain bersama.

melihat nama2 diatas, saya yakin kok mereka semua pemain yang berprospek bagus

mungkin pengurus ragu dalam mengontrak pemain dengan durasi waktu yang panjang karena regulasi dari BLI yang berubah-ubah..jadwal BLI yang suka molor2 DLL, singkatnya BLI emang ga jelas..

tapi saya pikir liga indonesia akan terus berjalan apapun yang terjadi..sehingga ga ada salahnya kalo mau investasi

Berkaca pada sepakbola industri di Eropa, kontrak setahun memang sangat tidak menguntungkan bagi klub. Bahkan di sana, ketika sisa kontrak pemain tinggal 6 bulan atau setengah musim, pemain tersebut bisa diikat pra-kontrak oleh klub lain. Di Football Manager, istilahnya adalah approach to sign.

Sebelumnya, kita bedakan dulu istilah kontrak setahun dengan semusim. Setahun artinya durasi kontrak benar-benar berlaku 365 hari setelah ditandatanganinya kontrak. Misalnya seorang pemain menandatangani kontrak tanggal 1 Juli, maka kontraknya akan berakhir pada 30 Juli tahun berikutnya.

Sementara kontrak semusim mengikuti roda kompetisi. Pemain terikat kontrak dengan klub sejak awal kompetisi (pre-season atau saat launcing team) hingga kompetisi berakhir (pertandingan terakhir). Kontrak semusim tidak selalu berdurasi 365 hari.

Emile Bertrand MbambaDi sepakbola Indonesia, 9% pemain diikat kontrak oleh klubnya masing-masing dengan durasi satu tahun dan satu musim. Kesimpulannya, kontrak dengan durasi panjang masih belum menjadi pilihan pemain sepakbola di Indonesia.

Mengapa demikian? Banyak hal atau faktor yang mempengaruhi. Iklim kompetisi yang tidak konsisten bisa menjadi faktor utama. Di mana kebijakan regulasi dari PSSI dan BLI yang selalu berubah-ubah setiap musimnya membuat pemain berpikir ulang untuk meneken kontrak di atas satu tahun.

Kondisi keuangan klub juga menjadi alasan pemain berhati-hati dalam menentukan durasi kontrak. Mengingat sebagian besar klub di Indonesia masih “belum mandiri”, pemain mana yang mau musim berikutnya terikat kontrak dengan klub tanpa duit?

Profesionalisme dan pengembangan karir menjadi faktor berikutnya. Kita misalkan pemain A musim ini membela klub dengan nama besar, lebih top lagi klub tersebut meraih titel juara. Maka harga jual dan nilai tawar pemain tersebut menjadi lebih tinggi, sehingga di musim berikutnya ketika sudah tidak lagi terikat kontrak dengan klub lama, dia bisa menentukan & menentukan klub sendiri, tentunya dengan harga jual yang tinggi.

Alasan berikutnya adalah faktor keluarga. Mengingat suasana kekeluargaan masih belum bisa dihilangkan dari sepakbola Indonesia yang diharapkan menuju era profesional, pemain akan memprioritaskan faktor keluarga, terlebih di saat memasuki usia senja untuk ukuran pemain sepakbola (34 tahun ke atas).

Dari beberapa faktor tersebut yang patut kita garis bawahi adalah faktor pertama, yaitu pentingnya konsistensi regulasi penyelenggaraan kompetisi sepakbola nasional oleh PSSI dan BLI. Karena apabila hal tersebut bisa dilakasanakan dengan baik dan iklim sepakbola berubah menuju arah yang kondusif, maka industri sepakbola bukan impian bagi publik sepakbola tanah air.

Dalam konteks Aremania, sangat wajar kita berharap pemain-pemain muda Arema musim ini diikat kontrak dengan durasi lebih dari setahun. Karena pemain-pemain muda tersebut adalah pemain potensial, artinya pemain muda yang akan terus berkembang dari sisi skill dan mental. Bayangkan bagaimana kekuatan Arema 3-4 tahun ke depan apabila pemain-pemain tersebut terus bermain bersama. Kekompakan akan menjadi senjata utama mereka.

Namun tampaknya baik pemain maupun manajeme Arema bersikap realistis terhadap kondisi persepakbolaan kita saat ini. Meskipun pemain hanya diikat kontrak selama semusim, namun tidak menutup kemungkinan kontraknya akan diperpanjang musim berikutnya. Tentunya apabila ada kecocokan dalam negosiasi nilai kontrak baru.

Kita mengalamai era kompetisi perserikatan dan galatama jauh sebelum Jepang mengenal J-League dan menganggap baseball sebagai olahraga-nya Nipon. Kini Jepang dianggap sebagai salah satu ikon sepakbola Asia. Asalkan murni demi kepentingan sepakbola nasional, kita bisa mengikuti jejak Jepang. Impossible is nothing. (zoel/ongisnade)

*) sumber foto : Buletin Satujiwa

*) sumber : ongisnade

No comments:

Post a Comment