29 October 2011

Harus Tetap "Salam Satu Jiwa"


Salam Satu Jiwa!!! Itulah kata identik yang membedakan warga Malang Raya khususnya Aremania dengan suporter-suporter yang lain. Dengan kondisi saat ini, masihkah pekikan itu akan diucapkan ?



Kalimat Salam Satu Jiwa Telah Mempersatukan Aremania.  Ayo rapatkan barisan.

Kalimat Salam satu Jiwa seolah sudah menjadi trademark yang tidak bisa dipisahkan dari Arema dan Aremania. Kalimat ini juga mejadi kalimat pemersatu antara satu Aremania dengan Aremania yang lain. Saya jadi teringat sebuah cerita tentang khasiat kalimat ini. Salah satu wilayah di Jakarta kebetulan dikuasai oleh orang-orang Malang, dan jika kemudian anda entah itu asli Malang atau bukan, ucapkan saja Salam Satu Jiwa, maka jika anda memiliki masalah disana dalam sekejap akan selesai.

Sungguh-sungguh berkhasiat memang, tapi kekhasiatan itu atau bahkan esensinya saat ini mulai dipertanyakan dengan kondisi klub yang kemudian terpecah. Arema sekarang sudah bukan identik lagi dengan lima huruf, namun sudah menjadi beberapa huruf, ada yang menyebut Arema Sultan Agung (karena berkantor di Jalan Sultan Agung) dan satunya ada yang menyebut Arema Tidar (karena berkantor di Jalan Tidar). Kalau sudah begini, apakah kemudian kita harus mengucapkan kalimat Salam Dua Jiwa!!!… Yang jelas selain kalimat itu tidak enak didengar, kita juga bisa ditertawakan oleh suporter-suporter lainnya.

Memang ini bukan salah Aremania, karena keegoisan masing-masing kubu membuat kondisi sekarang terjadi. Tapi ayo nawak, mumpung kalimat pekikan itu masih ada dan harus terus ada, jangan sampai kita terpengaruh dengan kondisi klub yang saat ini terjadi. Yang saya juga ingat Salam Satu Jiwa ini juga telah mempersatukan warga Malang yang dulu sempat terblok-blok dengan wilayah masing-masing. Pastinya kita semua tidak menginginkan kalau blok-blok itu terjadi lagi. Usaha Aremania ataupun Aremanita sudah cukup maksimal untuk mempersatukan kedua kubu, namun karena masing-masing kubu punya kepentingan, akhirnya tidak pernah ada titik temu.

Sekarang sudah bukan waktunya lagi kita menyalahkan M Nur ataupun bahkan membenarkan Rendra, karena bagaimanapun kedua orang itu sudah mempunyai jasa masing-masing. Ingat, seberat apapun konflik yang didapat Arema selama ini, namun akhirnya akan terselesaikan. Tapi jangan sampai kalimat Salam Satu Jiwa terpecah, karena untuk mempersatukannya juga susah. Satu kalimat bijak untuk menutup artikel ini, semoga bisa kita renungkan bersama. “Orang bodoh membangun tembok pemisah dalam hatinya, orang bijaksana merobohkan tembok pemisah tersebut dan hidup berdampingan secara damai dengan orang lain.”. 

*Artikel Ditulis Oleh Reporter ONGISNADE/Muhammad Irfan Anshori




Translate to English by Google Translate


Greetings One Soul! That said - words that differentiate identical Malang citizens especially Aremania with other supporters-supporters. With current conditions, would cry it would be pronounced.


Greetings One Life Sentence Has Uniting Aremania. Let's close the ranks.

Regards a sentence as if the Soul has become a trademark that can not be separated from Arema and Aremania. This sentence is also becoming a unifying sentences between one Aremania Aremania with others. I remember a story about the efficacy of this sentence. One of the areas in Jakarta ruled accidental by the people of Malang, and if then you are either native Malang or not, just say the Hail One Soul, so if you have a problem there in a heartbeat to be completed.

Indeed truly efficacious, but efficacy was essentially or even now starting to be questioned by the condition of the club which was then divided. Arema now it is not synonymous anymore with five letters, but already a few letters, there is mention Arema Sultan Agung (because of an office in Street Sultan Agung) and the only one there who call Arema Tidar (because of an office in Street Tidar). If you have this, then we must say whether the sentence Salam Two soul! ... What is clear but the sentence was not pleasant to hear, and also we could be ridiculed by fans, other fans.

Granted this is not one Aremania, because selfishness of each faction to make the present happen. But let's comrades, while the sentence squeal is still there and should continue to exist, lest we be affected by the condition of the club that currently occursWhat I also remember Salam One Soul has also been used to unite the citizens of Malang who had blocked-aligned with each other's territory. Surely we all do not want that blocks it from happening again. Aremania business or maximum Aremanita enough to unite the two camps, but because each faction has an interest, ultimately there was never any common ground.

Now is not the time again we blame M Renda Nur or even justify, because after the two men already have their respective services. Remember, no matter how obtained Arema conflict over this, but eventually will be resolved. But do not let the sentence Greetings One Soul split, because in order to unite them too hard. One sentence wise to close this article, hopefully we can think together. "A fool to build the separation wall in his heart, a wise man knocked down the dividing wall and peaceful coexistence with others.".



No comments:

Post a Comment