09 May 2013

Hikmah Dari Ikhtiar Lahir Dan Batin


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Kalimat ini begitu sering terdengar oleh telinga kita, saat kita masih kecil dan sering merengek untuk dibelikan sesuatu oleh ibu. "Ibu Gak Punya Duit, Nak!".

Mungkin juga kita yang kini sudah menjadi orang tua sering menuturkannya, saat anak mengiba dengan wajah memelas dan tiada daya bagi kita untuk meluluskan keinginannya karena memang benar kita gak punya duit. Sebagai orang tua tentu kita ingin memberi. Memberi apa saja yang anak inginkan, apalagi bila kita tahu bahwa apa yang diinginkan adalah hal bermanfaat untuknya.

Kalimat itulah yang diucapkan oleh Kasinem, seorang ibu berusia lebih dari 40 tahun, kepada anaknya yang memilih kuliah di Universitas Indonesia, Depok.

Dalam keterbatasan penghasilan yang ia dapatkan sebagai seorang cleaning service di sebuah rumah sakit Jakarta, ditambah hidup tanpa suami, itu semua tidak membuat Kasinem menjadi ‘melempem’ alias loyo. Ia begitu yakin bahwa Allah Swt. menjamin kehidupan setiap hamba-Nya.

Buktinya kini ia dikaruniai seorang anak bernama Bagas yang cerdas dan lulus UMPTN pada dua universiras pilihannya. Yang pertama di STAN dan kedua pada fakultas teknik Universitas Indonesia.

Tentu Kasinem amat bersyukur mendengar kabar anaknya lulus ujian. Sebab keterbatasan penghasilan, Kasinem menganjurkan agar Bagas mengambil kuliah di STAN yang bebas biaya. Namun Bagas malah tertarik pada bidang teknik yang memang digemarinya.

Maka di malam itulah Kasinem dan putranya berdiskusi untuk menentukan pilihan. “Kamu pilih kuliah di STAN saja ya Nak.” terdengar suara Kasinem membujuk. “Kuliah di sana gak pakai bayar, kamu kan tahu penghasilan ibu. Untuk kamu sekolah di SMU saja ibu sudah ngos-ngosan, apalagi kalau harus bayar uang kuliahmu.” Kalimat demi kalimat meluncur dari mulut Kasinem seraya berharap putranya mau menuruti nasehat.

“Tapi aku gak suka akunting, Bu! Aku lebih suka bidang teknik. STAN itu aku pilih sebab ibu menyuruhku memilihnya,” demikian jawab Bagas.

“Tapi ibu gak punya duit untuk membayarnya. Dari mana kita bisa dapat uang kuliahmu?” sergah Kasinem sekali lagi. 

“Kalau memang ibu tidak sanggup, Bagas sudah gede. Bagas sanggup cari kerja untuk membiayai kuliah...!” Ego anak beranjak dewasa muncul dari mulut Bagas.

Di sana ada keseriusan terpancar dari mimik wajahnya. Hal ini tidak membuat Kasinem tersinggung, malah dalam hati ia akan memperkuat jalinan karang muda yang kini mulai berani menantang gelombang hidup. “Aku akan membantumu nak sekuat tenagaku!” batin Kasinem.

Dua puluh tujuh juta rupiah dana yang harus disiapkan oleh Kasinem dan Bagas untuk masuk Fakultas Teknik UI Depok. Dalam hitungan kurang dari dua minggu mereka harus siapkan jumlah tersebut yang terbilang besar bagi mereka.

Segala ikhtiar lahir dan batin telah mereka tempuh, terutama pada malam hari mereka senantiasa bertahajud dan bermunajat kepada Allah, zat Yang Maha Mendengar. Semakin dekat hari pendaftaran kuliah dan pembayaran uang pangkal, maka hati Kasinem dan Bagas semakin berdebar-debar. Bila itu yang mereka rasakan, maka semakin giat mereka bermunajat kepada Allah Swt.

Dialah Allah Swt. Yang Mampu mengabulkan setiap permintaan hamba-Nya. Kasinem amat mengerti itu! Lagipula ia sudah tidak punya lagi tempat bersandar. Ia pulangkan semua kegelisahan itu kepada Sang Khalik Allah Swt. Semakin giat dan tekun ia beribadah kepada Allah Swt., apalagi ibadah malam. Tidak satupun malam yang ia lewatkan tanpa berdiri, rukuk, sujud dan mengadu kepada Tuhannya. Tak lupa ia 
selalu membangunkan Bagas anaknya untuk shalat malam bersama.

Sungguh, doa pada sepertiga malam terakhir tidak akan tertolak. Inilah do’a yang kerap mereka baca kepada Allah Swt, di malam hari: 

Ya Hayyu Ya Qayyum birahmatika nastaghits... Ashlih sya’nana kullahu wa la takilana ila anfusina tharfata ainin

“Wahai zat Yang Maha Hidup dan Berdiri, dengan rahmat-Mu kami memohon pertolongan. Perbaikilah segala kondisi hidup kami. Jangan Engkau biarkan kami hanya bersandar pada diri sendiri meski hanya sekejap mata.”

Hari pembayaran uang pangkal semakin dekat. Kebimbangan di hati Kasinem dan Bagas semakin menjadi-jadi. Hingga akhirnya datanglah seorang tetangga yang membutuhkan pertolongan Kasinem untuk mengerjakan suatu pekerjaan di rumahnya.

Saat Kasinem membantunya di rumah tetangga tersebut, maka sampailah pembicaraan mereka berdua tentang kelanjutan sekolah Bagas.

Tetangga ini tahu bahwa Bagas adalah anak yang baik, cerdas, shaleh dan suka membuat orang lain jadi senang. 

Saat pertanyaan meluncur dari mulut tetangganya, tiba-tiba air mata Kasinem mengembang. Tak kuasa ia bercerita kepada tetangganya bahwa saat ini dirinya dalam kegamangan, sebab kemungkinan tidak dapat membiayai Bagas untuk kuliah. Kasinem hanya bertutur tanpa sedikitpun berharap agar tetangganya itu mau membantunya. 

Namun siapa yang pernah menyangka, bila Allah sudah berkenan memberikan pertolongan lalu membukakan hati seorang hamba-Nya yang lain untuk membantu saudaranya yang kesusahan.

Tiba-tiba tetangga itu memeluk Kasinem. Ia coba merasakan kesulitan yang tengah dihadapinya. Tetangga itu turut meneteskan air mata. Usai puas berpelukan, maka tetangga tersebut menyuruh Kasinem untuk menunggu sebentar.

Ia pun masuk ke dalam kamar. Tak lama ia keluar lagi sambil menjinjing sebuah amplop. Lalu amplop itu diserahkan kepada Kasinem seraya berujar, “Pakailah uang ini untuk kuliah Bagas. Ini adalah tabunganku, suamiku pun tak tahu. Pesanku, tolong rahasiakan hal ini jangan sampai seorang pun tahu!” 

Kasinem ingin sekali menolak bantuan itu sebab malu, namun ia tahu waktu hanya tersisa sedikit untuk mencari dana sebesar itu. Tiba-tiba ia merasa bahwa inilah ijabah do’a dari Allah Swt untuknya dan Bagas.

Sekali lagi Kasinem memeluk tetangganya dan ia pun tak henti-hentinya berucap terima kasih kepada tetangganya yang baik hati.

Hari pendaftaran telah tiba. Bagas anak cerdas dan shalih itu, kini sudah dapat menimba ilmu di Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Siapa yang mengira bahwa seorang anak cleaning service bisa kuliah dengan biaya semahal itu. Dialah Allah Yang telah menentukan. Saat Dia berfirman jadi, maka jadilah...!

Subhaanallah, gak ada yang mustahil bagi Allah untuk menolong kita memberikan jalan keluar dari berbagai macam kesulitan ketika telah mencapai puncak keyakinan terhadap Allah sebagai satu-satunya tempat bersandar, karena hanya Dia yang MAHA BISA.

Subhanallah.

No comments:

Post a Comment