13 January 2014

Bersyukur

Tuhan menganugerahkan begitu banyak nikmat dan karunia sehingga untuk menghitungnya pun kita tidak mampu. Sudah sewajarnya kita sebagai hamba menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada Pemilik Bumi dan Langit atas segala yang diberikan-Nya. Menyampaikan rasa terimakasih baik dalam bentuk ucapan, perbuatan dan sikap tersebut disebut dengan Syukur. Dalam   Al-Quran   kata  “syukur” dengan  berbagai  bentuknya ditemukan sebanyak enam puluh empat  kali.

bersyukur

Ar-Raghib Al-Isfahani salah seorang yang dikenal sebagai pakar bahasa  Al-Quran menulis dalam Al-Mufradat fi Gharib Al-Quran,bahwa kata “syukur”  mengandung  arti  “gambaran  dalam  benak tentang nikmat  dan  menampakkannya  ke  permukaan.” Kata ini –tulis Ar-Raghib– menurut sementara ulama berasal dari  kata “syakara”  yang berarti “membuka”, sehingga ia merupakan lawan dari kata “kafara” (kufur) yang berarti menutup –(salah  satu artinya adalah) melupakan nikmat dan menutup-nutupinya.

Makna  yang  dikemukakan  pakar di atas dapat diperkuat dengan beberapa ayat Al-Quran yang memperhadapkan kata syukur  dengan kata kufur, antara lain dalam QS lbrahim (14): 7:
“Jika kamu bersyukur pasti akan Kutambah (nikmat-Ku) untukmu, dan bila kamu kufur, maka sesungguhnya siksa-Ku amat pedih.”

Demikian juga dengan  redaksi  pengakuan  Nabi  Sulaiman  yang diabadikan Al-Quran:
“Ini adalah sebagian anugerah Tuhan-Ku, untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau kufur” (QS An-Naml [27]: 40).
Hakikat  syukur  adalah  “menampakkan  nikmat,”  dan   hakikat kekufuran  adalah menyembunyikannya. Menampakkan nikmat antara lain berarti menggunakannya pada tempat dan sesuai dengan yang dikehendaki oleh  pemberinya, juga menyebut-nyebut nikmat dan pemberinya dengan lidah:

Adapun terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah engkau menyebut-nyebut (QS Adh-Dhuha [93]: 11).
Nabi Muhammad Saw. pun bersabda, “Allah senang melihat bekas (bukti) nikmat-Nya dalam penampilan hamba-Nya” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi).

Sementara ulama ketika menafsirkan firman Allah,
“Bersyukurlah kepada-Ku  dan  janganlah  kamu  mengingkari  (nikmat)-Ku” (QS Al-Baqarah [2]: 152),
menjelaskan bahwa ayat  ini  mengandung perintah  untuk  mengingat  Tuhan  tanpa  melupakannya,  patuh kepada-Nya tanpa menodainya dengan kedurhakaan.  Syukur  orang demikian  lahir  dari  keikhlasan kepada-Nya, dan karena itu, ketika setan menyatakan bahwa,
“Demi  kemuliaan-Mu,  Aku  akan menyesatkan  mereka  manusia)  semuanya”  (QS  Shad [38]: 82),
dilanjutkan dengan pernyataan  pengecualian,  yaitu,
“kecuali hamba-hamba-Mu  yang mukhlash di antara mereka” (QS Shad [38]: 83).
Dalam QS Al-A’raf (7): 17 Iblis menyatakan,
“Dan  Engkau tidak   akan   menemukan   kebanyakan  dari  mereka  {manusia) bersyukur“. Kalimat “tidak akan  menemukan”  di  sini  serupa maknanya  dengan  pengecualian  di  atas, sehingga itu berarti bahwa orang-orang  yang  bersyukur  adalah  orang-orang  yang mukhlish (tulus hatinya).

Ada tiga cara bersyukur dikemukakan oleh al-Qusyairi :
Bersyukur dengan hari, yaitu mengakui dan menyadari sepenuhnya bahwa segala nikmat dan karunia itu berasal dari Allah SWT.

Bersyukur dengan lidah, yaitu mengucapkan Alhamdulillah sebagai ungkapan rasa syukur atau nikmat dan karunia tersebut.

Bersyukur dengan amal perbuatan yang dilaksanakan oleh anggota tubuh dalam bentuk amal-amal yang baik atau memanfaatkan nikmat itu sesuai dengan tuntunan syariat agama.

Salah satu hal yang harus disyukuri dalam hidup adalah Allah berkenan memperkenalkan jalan-Nya yang lurus dan benar kepada kita sehingga dengan jalan tersebut maka kita semua bisa menempuh perjalanan menuju kehadirat-Nya. Dzikir yang kita lakukan setiap saat bukan hanya sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada-Nya tapi juga sebagai wujud rasa syukur dalam bentuk perbuatan.

Syukur disamping memberikan pengaruh terhadap kedekatan seorang hamba dengan Allah, ternyata menurut penelitian ternyata syukur memberikan manfaat kesehatan yang besar terhadap tubuh. Ada 10 manfaat dari syukur terutama terhadap kesehatan yang saya kutip dari detik :

1.  Menjaga kesehatan mental remaja
Remaja yang pandai bersyukur tentulah lebih bahagia. Selain itu mereka juga dikenal memiliki pandangan yang lebih baik terhadap hidupnya, bertingkah laku lebih baik di sekolah hingga lebih bisa diharapkan ketimbang teman-temannya yang kurang bersyukur.
“Lebih pandai bersyukur mungkin adalah hal yang diperlukan oleh masyarakat kita untuk menumbuhkan generasi yang siap membuat perbedaan pada dunia,” kata peneliti Giacomo Bono, PhD, seorang profesor psikologi dari California State University.

2.  Meningkatkan kesejahteraan
Sebuah studi pada tahun 2003 yang dipublikasikan dalam Journal of Personality and Social Psychology, rajin bersyukur dapat mendorong kesejahteraan seseorang. Pandangan hidup orang yang melakukannya pun jadi lebih cerah serta memunculkan hal-hal positif yang lebih besar pada orang tersebut.

3.  Nilai akademis yang lebih baik
Siswa sekolah menengah yang pandai bersyukur terbukti memiliki nilai akademik yang lebih bagus, termasuk dalam hal integrasi sosial dan kepuasan terhadap hidup daripada rekan-rekan mereka yang kurang bersyukur. Hal ini diungkap sebuah studi pada tahun 2010 yang ditampilkan dalam Journal of Happiness Studies.
Peneliti juga menemukan bahwa remaja yang pandai bersyukur lebih jarang mengalami depresi atau mudah cemburu.
“Lagipula jika dikombinasikan dengan studi sebelumnya, penggambaran manfaat rasa syukur itu lebih jelas terlihat saat remaja,” ungkap peneliti.

4.  Menjadi teman yang lebih baik bagi orang lain
Berdasarkan sebuah studi pada tahun 2003 dalam Journal of Personality and Social Psychology, rasa syukur juga dilaporkan dapat mendorong perilaku sosial yang positif seperti membantu orang lain yang tertimpa masalah atau memberikan dukungan emosional pada orang lain.

5.  Tidur lebih nyenyak
Menuliskan berbagai hal yang patut disyukuri sebelum beranjak tidur dapat membantu seseorang tertidur lebih nyenyak. Fakta ini diungkap sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Applied Psychology: Health and Well-Being.
Secara spesifik, peneliti menemukan bahwa ketika seseorang menghabiskan waktu 15 menit untuk menuangkan segala hal yang mereka syukuri ke dalam sebuah jurnal sebelum tidur maka orang yang bersangkutan akan lebih cepat tertidur dan tidur lebih lama.

6.  Memperkuat hubungan dengan pasangan
Sebuah studi yang ditampilkan dalam jurnal Personal Relationship mengungkapkan bahwa mensyukuri setiap hal terkecil yang dilakukan pasangan membuat hubungan seseorang dengan pasangannya dijamin akan lebih kuat. Sama halnya jika Anda membuat jurnal tentang segala hal yang Anda syukuri dari pasangan karena hal itu juga akan memberikan dampak positif bagi hubungan.

7.  Menjaga kesehatan jantung
Pada tahun 1995, sebuah studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Cardiology menunjukkan bahwa apresiasi dan emosi positif dapat dikaitkan dengan perubahan variabilitas detak jantung. Hal ini dianggap bermanfaat dalam terapi pengobatan hipertensi dan mengurangi kemungkinan kematian mendadak pada pasien gagal jantung kongestif dan penyakit jantung koroner.

8.  Memperkuat moral tim
Atlit yang pandai bersyukur lebih sedikit mengalami kelelahan dan lebih banyak mendapatkan kepuasan hidup, termasuk kepuasan terhadap kinerja timnya.

9.  Sistem kekebalan yang lebih sehat
Rasa syukur juga dikatakan berkaitan dengan optimisme sehingga mendorong sistem kekebalan tubuh menjadi lebih sehat.
Salah satunya dibuktikan oleh sebuah studi dari University of Utah yang menunjukkan bahwa mahasiswa jurusan hukum yang stres namun tetap optimis terbukti memiliki lebih banyak sel-sel darah yang meningkatkan kesehatan sistem kekebalan ketimbang rekan-rekan mereka yang pesimis.

10.  Mencegah emosi negatif akibat datangnya musibah
WebMD melaporkan bahwa musibah dapat mendorong munculnya rasa syukur dan hal itu dapat meningkatkan perasaan saling memiliki sekaligus menurunkan stres.

No comments:

Post a Comment