30 June 2008

PSSI Sebut Suporter Indonesia Perlu Belajar Dari Piala Eropa 2008

Sekjen PSSI, Nugraha Besoes, Minggu (29/6) malam, menyatakan bahwa perhelatan Piala Eropa yang merupakan miniatur Piala Dunia, mestinya bisa menjadi pelajaran bagi suporter sepakbola di tanah air. Di mana, ada tawa, duka, dan air mata. Tapi, tidak perlu ada korban jiwa.

Dijelaskan Nugraha, setiap pendukung setia tim sepakbola itu boleh saja militan, tetapi bukan fanatisme kedaerahan yang membabibuta. Fanatisme berlebihan, imbuh Nugraha, bisa menyebabkan tindakan anarkis seperti yang banyak dilakukan suporter di Indonesia.

Karena itu, pria yang akrab disapa Kang Nug ini berharap agar suporter di tanah air bisa belajar banyak dari perhelatan Piala Eropa tahun ini. Terutama, menyangkut sikap dan perilaku suporter tim peserta kejuaran tersebut.

"Kita bisa lihat bagaimana suporter Turki bisa menggelar pesta bersama dengan pendukung setia Jerman. Padahal, tim kebanggaan mereka baru saja disingkirkan tim tersebut dari ajang Piala Eropa," tutur Nugraha. "Sama sekali tidak terjadi anarkis usai pertandingan. Hal seperti ini patut di contoh."

Lebih lanjut, Nugraha menambahkan, dirinya pun menilai bahwa kinerja wasit diajang tersebut tidak begitu bagus. Namun, tidak ada protes yang berlebihan dari pemain maupun pelatih dan oficial tim.

"Semua menghargai keputusan wasit. Sekalipun keputusan itu merugikan," tambahnya. (thx)

No comments:

Post a Comment