02 March 2008

PT. Arema Indonesia sudah, berikutnya Aremania?

Arema MalangStruktur PT Sudah Terbentuk
Seperti dilansir dari harian Jawapos, status badan hukum Arema yang dulunya berbentuk yayasan, sekarang sudah berubah menjadi PT Arema Indonesia. Karena bentuknya sudah berubah, struktur organisasinya pun berubah. Nicolas B Tirtadinata sebagai Presiden Direktur PT Arema Indonesia, Satrija Budi Wibawa menjabat sebagai Direktur, Darjoto Setiawan menjabat sebagai Dewan Komisaris, sementara Ekoyono Hartono akan menjabat sebagai Manajer dan M. Taufan sebagai Asisten Manajer Arema.

Darjoto menerangkan, PT Arema Indonesia sudah dibentuk beberapa tahun lalu dengan akta pendirian PT Arema Indonesia No. 43 tertanggal 3 September 2004 yang diperkuat dengan SK Menteri Hukum dan HAM No. C-17398 HT.01.01/2005 tertanggal 23 Juni 2005.

Sesuai dengan aturan PT yang terdapat dalam UU PT, saham tidak boleh dimiliki 100 persen oleh satu bandan hukum atau satu individu. Yayasan Arema merupakan pemilik saham mayoritas dengan kepemilikan saham 99,9 persen. Sisanya, yakni 0,1 persen, dimiliki koperasi. Kedepannya Yayasan Arema hanya ingin mempunyai 51 persen saham. Sedangkan 49 persen saham lainnya akan dijual kepada publik dengan harga Rp. 1000,- per lembar. “Rencananya, saham Arema akan dijual kepada Aremania sehingga Aremania juga menjadi pemilik Arema,” jelas Darjoto.

Berikut kutipan wawancara wartawan Malang Post Poy Heri Pristianto dengan Manajer baru Arema Ekoyono Hartono tentang program dan targetnya bersama Arema.

Malang Post (MP) : Apa program anda setelah menjadi manajer Arema?
Ekoyono Hartono (EH) : Saya masih konsentrasi penuh bersama jajaran manajemen Arema lainnya pada soal rekrutmen pemain dan mempertahankan pemain lama yang direkomendasikan pelatih. Sebab saat ini, Arema sedang dalam tahapan memenuhi kuota 25 pemain, 20 pemain lokal dan lima pemain asing. Termasuk, menyiapkan lima pemain muda untuk mendukung program magang di tim senior.

MP : Rencana anda untuk memenuhi kuota tersebut?
EH : Pastinya, saya akan menyesuaikan dengan apa yang menjadi program lanjutan dari pelatih Arema. Karenanya semuanya adalah program umum tim, yakni berusaha menyusun komposisi tim dengan semaksimal mungkin. Itupun sesuai dengan program awal yayasan, yakni Arema tampil dengan dominasi the young guns yang didukung keberadaan pemain senior dan pemain asing berkualitas.

MP : Lantas apa target anda bersama Arema musim ini?
EH : Saya dan semua yang ada di Arema tentunya memiliki target Arema meraih hasil maksimal. Artinya, Arema bisa juara Superliga. Hal itu harus kami wujudkan sambil berjalan dan menunggu keputusan apakah musim ini, juga akan digelar Piala Indonesia 2008. Jika ada, saya tentu menginginkan Arema juga meraih hasil maksimal di Piala Indonesia.

MP : Anda optimis dengan komposisi kekuatan the young guns bisa mewujudkan target itu?
EH : Saya optimis, Arema mampu merealiasikannya. Sebab Arema sendiri juga selalu mengusung optimis tinggi bisa meraih hasil maksimal di tiap melakoni kompetisi dan turnamen resmi. Jika melihat ada sebuah tim meraih double winner musim lalu, mengapa Arema tidak bisa meniru mereka. Saya optimis, Arema bisa merealisasikan target itu dengan bermodal kemauan dan mental bagus pemain selama membela Arema nanti.

MP : Bagaimana komentar anda mengenai Aremania. Apakah kehadiran Aremania tetap dibutuhkan meski saat ini Aremania sedang terkena sanksi komdis?
EH : Dukungan Arema tetap kami harapkan untuk memompa spirit pemain pemain-pemain Arema nantinya. Apalagi, musim ini, sebagian besar pemain Arema adalah pemain muda. Jadi mereka butuh dukungan penuh. (*)

Aremania Dianjurkan Berorganisasi

Sebagai suporter tim, Aremania mempunyai sejarah yang cukup panjang. Sayangnya, hingga saat ini, Aremania masih belum terwadahi dalam sebuah organisasi. Kalaupun ada wadahnya, lingkupnya masih kecil. Baru sebatas area korwil (koordinator wilayah). Sedangkan wadah yang menampung seluruh Aremania masih belum terbentuk.

Mengenai bentuk organisasi, menurut M. Taufan bentuknya tergantung kepada kesepakatan Aremania, bisa berbentuk presidium sehingga Aremania akan dipimpin sekelompok orang secara bergantian. Lebih jauh Taufan mengatakan, pembentukan organisasi akan mempererat hubungan antara suporter dengan klub. Selain itu, adanya organisasi akan mempermudah pemberdayaan yang selama ini dilakukan BLI. (sumber: Jawapos)

Pada bagian H, pasal 2 Manual Liga Indonesia (MLI) 2007 tercantum bahwa suporter dapat membentuk asosiasi suporter dan klub bertanggung jawab atas segala bentuk tindakan supporter yang melanggar disiplin merujuk pada Peraturan Disiplin FIFA pasal 70 dan Peraturan disiplin AFC Pasal 74.

Sementara pada pasal 3 menyebutkan, klub bertanggung jawab sebagai jembatan sosialisasi peraturan dan regulasi kompetisi ke suporter dan asosiasi suporter turut bertanggung jawab dalam menjaga nama baik klub.

Pro-kontra sebagai bagian dari demokrasi dalam diri keluarga besar Aremania masih mewarnai wacana ini. Seperti dikutip dari Malang Post, Fuad dari One Mania mengatakan Aremania memang sudah saatnya lebih terkoordinir. Hanya saja, dia menyebutkan Aremania akan kesulitan jika membentuk sebuah kesatuan atau organisasi karena pendapat antara satu Aremania dengan Aremania tidak selalu sama. Namun, Aremania bisa mensiasatinya dengan cara membentuk struktural yang jelas pada korwilnya masing-masing.

“Korwil-korwil dan kelompok-kelompok suporter nanti bersedia mengumpulkan strukturalnya ke manajemen Arema. Dari struktural itu, manajemen Arema bisa mengetahui berapa jumlah korwil dan kelompok suporter Aremania. Selain itu, hal itu juga memudahkan manajemen ketika hendak berkoordinasi dengan korwil dan kelompok suporter tim.” jelas Fuad.

Aremania

Sementara, Achmad (AK) Aremania Klayatan, tidak setuju jika Aremania menjadi sebuah lembaga atau organisasi. Pasalnya, jika Aremania memiliki ketua, keberadaan Aremania akan rawan disusupi dan ditunggani hal-hal yang berbau politik. Dia menyebut, Aremania berhak melawan aturan PSSI jika sampai setiap suporter klub peserta Superliga diharuskan membentuk asosiasi. “Keberadaan Aremania pastinya akan tambah kacau jika nantinya memiliki seorang ketua. Sebab Aremania ini lahir memang bukan dari sebuah lembaga”, ujar AK. (*)

Perlu Sosialisasi

Pada prinsipnya, Aremania mengharapkan sosialisasi dari manajemen Arema terkait regulasi BLI (MLI) tentang kelembagaan sebuah suporter. Andai peraturan dalam MLI nantinya mewajibkan suporter diwadahi dalam satu bentuk organisasi, mau tidak mau, tetap harus dicari model yang paling baik. Tujuannya,agar tidak sampai melanggar MLI, dan klub bisa mendapat predikat sebagai klub profesional.

“Prosesnya perlu waktu dan sosialisasi. Termasuk nantinya apakah cukup ada ketua, atau menjadi seperti presidium”, kata Nadji, Aremania Klayatan kepada Malang Post. Sementara itu Abah Slamet menambahkan “Aremania itu lahir dari bawah dan sudah lama hidup seperti ini. Jadi, kalaupun nantinya harus menjadi organisasi, itu juga harus berdasarkan persetujuan dari seluruh Aremania. Tidak bisa hanya diputuskan oleh satu dua orang Aremania.” (*)

Sementara itu dari nawak-nawak Forum Aremania di LigaIndonesia.com juga telah mengangkat topik ini dan sedang ramai dibicarakan. Namun pada akihrnya semua kembali kepada nawak-nawak Aremania. Seperti pesan dari Sam Yuli dalam film The Conductors, Aremania adalah contoh miniatur demokrasi di Indonesia (misalnya pada pemilihan lagu dan yel-yel). Semua kembali ke dalam hati. Ketika hati berkehendak, semua keinginan mungkin akan tercapai. Sebuah apparel olahraga terkenal berpesan: “Impossible Is Nothing”.

Salam Satu Jiwa Arema!!

*) sumber : MalangPost (poy/avi) (Poy Heri Pristianto)
**) sumber foto : patomorales11.fotolog.com dan Buletin Satujiwa

No comments:

Post a Comment